Oleh :
ANAKE PRIMA
Dulu aku tak pernah
berpikir aku akan berada di tempat ini, tempat dimana masa depanku akan dimulai
dengan sebuah tujuan pasti.
Sejak dahulu aku tak pernah mau
mengerti kenapa aku dikatakan sebagai anak culun yang hanya bisa di olok-olok
dan dipermalukan, tapi aku yang sekarang bukan lah aku yang dulu. Ku tetap asik
dengan kehidupan dan realitas kesibukan ku yang tiada akhir. Namun aku tetap
percaya suatu saat nanti aku percaya semua orang akan memandangku dengan
penglihatan yang berbeda.
Hari ini pertama aku memasuki tahun
ajaran baru setelah lama mengecap liburan panjang hasil kerja keras aku selama
satu tahun. Juara satu, lumayan lah buat ku. Dari kejauhan seorang wanita yang
sangat aku kenal akan sifat nya yang manja segera membangunkanku dari lamunan
pa njang ini.
“Kakak,,,akhirnya
kita ketemu lagi. Liat aku udah kelas dua kak”.
Hana,
dia lah yang beberapa waktu ini mengusik batinku akan kebutuhan ku sebagai
lelaki yang inigin memiliki rasa kasih sayang. Sikap nya amat manja, namun di
dalam nya tersirat keteguhan hati yang kadang membuatku juga merasa bahwa dia
bukan lah wanita yang lemah.
“Haha...udah kelas dua ya kamu..perasaan kamu
kamren-kemaren masih jadi anak kutu, kecil dan terkesan bloon”
“Iih jahat kali lah kamu kak..dasar kakak
ancur, bilang orang yang enggak-enggak. Fitnah tuh namanya kak. Ingat umur kamu
kak”.
Aku
baru sadar akan candaan Hana tersebut mengingatkan aku kalau aku menderita
kelainan katup jantung bawaan dari lahir. Dan tidak seorangpun mengetahui akan
hal ini. Tapi biarlah, toh umur aku ini kepunyaan Tuhan juga. Aku berharap
hidup aku yang entah sampai kapan ini tak pernah aku lalui dengan penyesalan.
Semoga saja
Hari itu hari senin saat semua
pelajaran membuat aku muak terutama pelajaran fisika, ditambah lagi dengan
teman-teman sekelas yang kerjanya hanya membuat keributan saat pelajaran
diterangkan. Benar-benar muak aku dibuatnya. Secara tiba-tiba aku teringat akan
sesuatu yang mungkin bakal mengurangi rasa muak ku ini. Chatting lewat “Whats
app” dengan Hana. Benar saja dia lagi merasakan hal yang sama, bosan dengan
pelajaram yang banyak nya membuat kepala pusing dan perut jadi mual.
Sengaja saja aku atur pertemuan dengan
Hana dengan alasan aku ingin mengajak nya mencari sebuah buku di perpustakaan
sekolah. Pucuk dicinta ulam pun bicara, Hana mengiyakan ajakan ku. Saat bel
istirahat berbunyi dengan keras, aku langsung tancap gas ke pustaka.
Kucari-cari sejauh mata memandang, rupanya aku liat sebuah makhluk yang sedang
aku cari.
“Hana,,,dari tadi kakak cari-cari kamu
juga, ternyata kamu disini. Kita kan janjian d pojok pustaka dekat sana.”
“Maaf kak,,,aku bentar ini nyari buku
kak,,Kata nya ada buku baru yang asik,,,Ya aku cari itu,,,Daripada nungguin
kamu kak.”
“Jadi kakak mu ini gak penting ???”
“Tepat sekali.....Hehehe becanda kali
kak.”
“Awas kamu tak jitak.”, aku
menggerutu.
Beginilah cara kami komunikasi dalam
keseharian, layaknya seperti anjing dan kucing yang tak pernah rela untuk
bersatu.
Satu
minggu telah berlalu dalam sibuknya dunia. Hari ini adalah hari paling sibuk
yang pernah ada dalam memori hidup yang aku jalani. Acara “PENSI” yang
melibatkan keikutsertaan kami dari kelas dua belas. Muak, mual, muntah mungkin
jadi sad ending yang hanya menunggu
waktu untuk di keluarkan.
“Aray,,,
sudah kamu koordinasikan acara PENSI kita dengan pihak tata usaha ??” Suara bu
HANI mengusik kerja ku yang sedang konsentrasi dengan persiapan acar hari ini.
“Sudah buk,,,,pokoknya sipp deh
acaranya,,, O iya buk,,acara buat besok gak da MC nya buk,,Gimana ini ya buk
????”
“Aduh,,gimana sich kamu sebagai
penanggung jawab acaranya ???..Kamu niat gak bikin acara ini sukses ??”
“Sudah saya cari buk,,tapi
anak-anak pada takut buk,,”
“Takut apa ??”
“Takut gak bisa bawain acara buk”
“Ibu gak mau tau,,,Besok semua
masalah ini harus selesai,,”
“Iya buk”
Pusing aku harus memikirkan
masalah ini. Ditambah lagi kedatangan hana dengan sifat yang sangat manja
membuat kepala aku tambah sakit
“Kakak jeleg,,,bantuin aku blajar
fisika kak,,tentang hukum “ohm” kak.”
“Hana,,kakak lagi sibuk. Belajar
sendiri aja ya”
“Ichhh,,,pokoknya kakak harus
bantuin aku”
“Kakak sibuk dek”,,aku menahan
emosi”
“Kakak bantuin gak ??”
“Udah aku bilang aku sibuk,,bukan
kamu aja yang harus aku urusin..Pergi aja kamu,,,Aku pusing”,,aku tak mampu
lagi mengendalikan emosi..
Hana
pun berlari sambil terisak tertahan. Aku memang tak pernah bersikap keras
apalagi sampai menghardik Hana.
Malamnya
aku berinisiatif untuk meminta maaf dan merebdahkan diri demi sebuah kata maaf.
***Ku lepas semua yang ku ingin kan,,tak akan ku
ulangi,,****,,,Terdengar nada dering dari ponsel milik Hana dan berakhir dengan
“NOMOR YANG ANDA TUJU ENTAH KEMANA,,,SILAHKAN HUBUNGI BEBERAPA HARI LAGI,,,”
Sampai acara PENSI
usai dan beberapa minggu setelahnya, aku tak pernah lagi melihat sikap manja
Hana yang selalu ada d hadapanku. Apa segitu marahnya dia sama aku ??
Jujur aku kangen sama dia, aku
ingin melihat senyum manis dan tatapan nya yang sangat polos mirip mata bayi
itu memancarkan sinarnya padaku. Tapi sepertinya itu hanya ada dalam khayalan
ku saja. Aku akui waktu aku membentak dia adalah dimana aku merasa sebagai
orang yang paling bodoh. Seharusnya aku bisa mengendalikan emosi. Namun yang
terjadi adalah sebaliknya.
Sampai suatu saat penyakitku
bertambah parah dan aku harus di opname di rumah sakit untuk waktu yang lumayan
lama. Ini jelas merupakan pukulan telak buatku. Di satu sisi aku tak mau
menyerah sama penyakit ini yang ujung-ujungnya bikin aku sengsara. Di sisi
lain, aku harus menerima kenyataan kalau kemungkinan aku sembuh hanya 10
persen. Ini jelas mengusik batin terdalamku
Sebelum aku benar-benar menyesal
dan tak dapat berbuat apa-apa, aku ingin melakukan satu hal yang mungkin jadi
hal terakhir yang aku lakukan. Aku ingin membuat Hana tersenyum lagi, hanya
senyum manis nya yang aku harapkan dan secercah maaf darinya.
“HARI INI AKU JUJUR MENGAKUI AKU
SAYANG SAMA DIA,,,SANGAT SAYANG,,DAN GAK
BAKAL MAU KEHILANGAN DIA”
Aku juga dengar kabar dari
teman-temannya kalau Hana akhir-akhir ini sedikit berubah. Dia lebih suka
menyendiri dan terkesan tertutup. Aku semakin khawatir apakah separah ini kah
dampak perbuatan ku yang melukai dia.
Dan tekadku sudah bulat untuk
membuat dia tersenyum seperti dulu lagi.
Hari itu, SENIN pertama di bulan
Ramadhan,,aku kabur untuk sementara dari rumah sakit dan menuju sebuah bukit di
belakang rumah nenekku yang dikenal dengan “bukit cinta”. Aku berpura-pura
sebagai teman hana yang menyuruh dia ketemuan di bukit itu. Dan ternyata hana
setuju.
Sesampainya disana,Hana terkejut
mendapati seorang pria yang sampai saat ini masih membuat hatinya luka, itu
aku. Saat dia ingin berlari, cepat Ku pegang tangannya dan ku katakan:
“Hana,,kakak
tau dari dulu kamu ingin melihat bintang jatuh kan ??..Kakak tau daerah ini
paling strategis untuk itu.Kakak mohon kamu disini dulu buat nyaksiin satu
bintang yang akan jatuh,,di hati kamu”
Dan prediksi aku cukup
tepat,,ada dua meteor yang seolah salin berkejaran,,dan indahnya...Hana hanya
terpana menyaksikan itu..Dan di saat ia ingin berkata sesuatu dan menoleh ke
arahku, dia mendapati aku yang sudah roboh tak sadarkan diri.
“Kak...kakak....Maafin Hana
kak,,Hana gak butuh kakak ngelakuin kayak gini sampai harus mengorbankan hidup
kakak..Hana sayang kakak,,,Hana gak mau kakak ninggalin Hana...kakakk
KAKKKKKK,,,,,,Kakakkaaaaaakkkk!!!!
”
Namun semua sudah terlambat,,aku
yang sedang dalam kondisi paling lemahku,,hanya terhampar di pangkuan
Hana,,,Dia menggendong ku yang lumayan berat buat dia hingga rumah sakit.
Setiba di rumah sakit, Hana harus menerima kenyataan kalau penyakitku
berada pada stadium akhir,,dan aku
direkomendasikan dokter untuk menjalani pengobatan di Jerman untuk kurun waktu
yang cukup lama. Aku jujur mendengar kenyataan ini dimana aku meninggalkan dia
untuk waktu yang mungkin akan merubah semuanya..
Berat hati Hana melepasku di
bandara saat ku akan terbang ke Jerman,,hana menitipkan “SHALL” buat ku...
“Kak,,ini
shall buat kamu yah,,biar gak dingin di sana,,”
“Mmmuuachhh”,,satu
kecupan nya di kening ku yang sangat membuat hatiku tenang..
“Hana
nunggu kakak di sini 3 tahun lagy ya kak,,awass kalo gak sembuh dalam 3 tahun
ne,,,aku gak mau nunggu kamu lagy kak,,,”
“iya
sayang..kakak janji...ICH LIEBE DICH Hana...TE AMO IMMORTAL”
“Hiks
hiks hiks,,,,aku bakal kangen sama kamu kak,,,hiks hiks hiks”
“Ehh
adek aku gak boleh nangis,,,cengeng tuh namanya,,,Kak pergi dulu
ya,,,,,Assalamualaikum Sayangg”
“Hiks
hiks Wa a laikum salam kak hiks hiks”
Dan
hari ini terakhir aku melihat Hana,,aku gak tau apa aku bisa melihatnya lagy,
Pesawatku telah terbang tinggi
menembus awan bersama cinta yang ku bawa,,dan aku melihat cintanya dari balik
hujan resah jiwaku
,”,SATU HAL YANG AKU BANGGA,,,AKU
BERUNTUNG SEMPAT MEMBUAT DIA BAHAGIA”
* * *
* *